Hubungi Kami


Semenjak permulaan kehidupannya, anak-anak cenderung menampilkan minatnya pada hewan. Dunia binatang juga kerap menjadi media paling ampuh bagi ayah dan ibu untuk berkomunikasi dengan si kecil. Lihat saja bayi yang menyenangi bermain dengan mainan hewan atau memperdengarkan cerita mengenai Saat Kancil, atau Dikala Itik Buruk Rupa.

Sekaligus si kecil menginjak usia 2-3 tahun, buah hati mengoptimalkan kesanggupan kognitifnya untuk konsentrasi pada karakteristik binatang dalam kehidupan nyata, dan kian berminat untuk berinteraksi dengan hewan. Menurut sebab suara dan gerakan spontan yang dilakukan binatang, anak-anak juga bisa menemukan bahwa dalam sebagian hal, hewan memiliki kesamaan dengan manusia. Tapi perbedaan-perbedaannya.

Penelitian yang dilaksanakan Bob Poresky, sosiolog dari Kansas State University, Amerika Serikat, pada tahun 1988 menyimpulkan bahwa kesanggupan kognitif si kecil dapat meningkat dengan memiliki hewan peliharaan. Dia Poresky, jenis-variasi binatang peliharaan yang bisa merespon sikap buah hati – umpamanya anjing atau kucing – cenderung akan meningkatkan intelejensi buah hati. Dikatakannya, kian dekat relasi anak dengan binatang peliharaannya tersebut, maka akan kian baik kesanggupan buah hati untuk memperhatikan dunia dari sudut pandang binatang peliharaannya. ini akan meningkatkan kemampuan kognitif anak yang kemudian berakibat pula pada intelejensianya.